Moneter.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,
pembangunan infrastruktur yang terus digenjot pemerintah saat ini dalam rangka
mempersatukan Indonesia.
“Kenapa kita bangun infrastruktur besar-besaran, itu
karena memang kita ingin anggaran ini fokus, kerjain satu, tapi fokus. Untuk
apa? Bukan karena masalah ekonomi, mobilitas barang dan orang, tetapi dengan
infrastruktur akan menyatukan kita Indonesia,” kata Presiden pada
pembukaan Kongres ke-XX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Manado,
Rabu (15/11).
Menurut Presiden Jokowi, di Wamena, Provinsi Papua telah
dibangun bandar udara, kemudian di Rembele, Aceh, juga telah dibangun
infrastruktur serupa. “Orang dari Wamena atau Aceh bisa langsung terbang.
Inilah yang akan menyatukan kita. Tanpa infrastruktur yang baik, bagaimana kita
bisa mempersatukan sebanyak 714 suku di negara kita, ngga ada,” katanya.
Jokowi menjelaskan, sebelumnya pembangunan selalu di Jawa,
akan tetapi sekarang dilakukan di luar Jawa. “Supaya ada pemerataan, ada keadilan dari Sabang
sampai Merauke. Bagaimana infrastruktur di Papua yang kalau dibandingkan dengan
tengah dan barat, jomplang sekali,” katanya.
Presiden menjelaskan pembangunan trans Papua memang harus
dibangun. “Ada yang tanya
saya, apakah pembangunan trans Papua akan menaikkan pertumbuhan ekonomi? Saya
bilang, apakah kita menunggu pertumbuhan ekonomi di Papua baru bangun jalannya?
Atau kita bangun jalan baru pertumbuhan ekonomi ada,” katanya.
Hal ini, lanjut Presiden tak ubahnya ayam dan telur, yang
kalau tidak diputuskan tidak akan dikerjakan. Ini masalah pemerataan, masalah
keadilan,” ujarnya.
Presiden mengatakan, dirinya kaget waktu pertama kali
berkunjung ke Wamena dan bertanya kepada masyarakat harga bensin per liternya.  “Jawabnya Rp60ribu-Rp100 ribu per liternya, sementara di
Jawa Rp6.450 per liternya. Dimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
kalau ini diterus-teruskan,” katanya lagi.
Di Jawa, kata dia, baru naik Rp500 sudah demo selama empat
bulan, sementara di Wamena, Puncak Jaya, pegunungan tengah, dengan harga
sebesar Rp65 ribu-Rp100 ribu tidak melakukan demo. “Sedih saya lihat hal itu. Saya perintahkan membeli
pesawat angkut khusus bahan bakar minyak untuk kabupaten-kabupaten di pegunungan
tengah,” ujarnya. 
Kepala Negara menyebutkan, subsidi yang digelontorkan
pemerintah mencapai Rp800 miliar bila dibandingkan dengan subsidi tahun-tahun
sebelumnya sebesar Rp300 triliun.
Presiden menegaskan, pembangunan infrastruktur di seluruh
Indonesia mutlak diperlukan bila ingin bersaing dengan negara lain.
“Mungkin ada yang sakit, rasakan pahit tapi
lihatlah apabila pelabuhan, jalan tol, bandara udara, kelistrikan selesai
sangat fundamental untuk sebuah pergerakan ekonomi, menguatkan kita bersaing di
era persaingan ini,” ujarnya.
Pembangunan jalan Sumatera dan Samarinda, tol Manado-Bitung,
bandar udara Wamena dan tempat lainnya untuk meningkatkan daya saing
memenangkan kompetisi dengan negara lainnya. “Apakah kita mau
manjakan rakyat dengan subsidi terus-menerus,” katanya.
Dengan subsidi BBM sebesar Rp300 triliun selama
bertahun-tahun itu bisa merampungkan pembangunan infrastruktur. “Apa mau diterus-teruskan, buat saya nggak. Kita harus
berani memutuskan dan memulai pilihan-pilihan itu. Biaya logistik dan
transportasi kita dua kali sampai dua setengah kali dibandingkan dengan
negara-negara tetangga. Mana bisa kita bersaing dengan biaya yang lebih
mahal,” ujarnya. (SAM)




