Moneter.id – Berdasarkan studi terbaru dari perusahaan pengukuran global,
Nielsen, konsumen di seluruh dunia menunjukkan optimisme yang kuat akan kesejahteraan finansial mereka, khususnya di
negara-negara berkembang
di Asia Pasifik,
Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Studi Nielsen
Changing Consumer Prosperity, yang mengukur sentimen konsumen terhadap keadaan keuangan dan keinginan berbelanja mereka, menemukan bahwa 58% konsumen
global percaya bahwa mereka secara financial lebih makmur dibandingkan lima tahun lalu.
Konsumen Asia Pasifik adalah yang paling
positif tentang keadaan keuangan mereka, dengan 70%
merasa lebih optimistis dari pada lima tahun lalu, diikuti oleh Afrika dan Timur Tengah (52%), dan
Amerika Latin (49%). 
Di sisi lain, konsumen di negara maju kurang optimistis. Kurang dari setengah konsumen di Amerika
Utara (46%) percaya status keuangan mereka telah meningkat selama lima tahun terakhir, dan hanya lebih dari sepertiga konsumen di Eropa (37%)
merasa lebih baik secara finansial dari pada lima tahun yang
lalu.
Di wilayah Asia Pasifik,  tujuh Negara masuk dalam 10 negara tertinggi dengan sentimen keuangan paling positif,
bersama dengan Kolombia, Rumania, dan
Pakistan yang juga menempati urutan
10 besar. 
Konsumen Vietnam adalah yang paling
positif tentang keadaan keuangan mereka dengan 86% merasa lebih optimis dari pada lima tahun lalu, diikuti oleh Cina dengan 81% dan di posisi ketiga yaitu konsumen Indonesia
dengan sebanyak
75% yang menyatakan lebih optimis terhadap keadaan keuangan mereka dibandingkan lima tahun lalu.  
Laporan Nielsen ini mengungkapkan bahwa secara global 44%
konsumen membelanjakan uang lebih banyak untuk bahan makanan selama lima tahun terakhir. Afrika dan Timur Tengah memimpin dengan setengah (50%) dari konsumen membelanjakan lebih banyak untuk bahan makanan, diikuti oleh Amerika Latin
(47%), Asia Pasifik (46%), Eropa (39%) dan Amerika Utara (33%). 
Kategori lain yang mendorong peningkatan pengeluaran konsumen secara global adalah komunikasi teknologi, pendidikan,
perjalanan, dan perawatan kesehatan. 
Sebaliknya, untuk konsumen Indonesia,
hasil studi  Changing
Consumer Prosperity menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57%) konsumen membelanjakan lebih banyak untuk teknologi dan komunikasi selama lima tahun terakhir. 
Konsumen Indonesia juga berbelanja lebih banyak untuk Pendidikan (50%), Bahan Makanan (46%),
Video/Musik/Layanan Internet (43%) dan Travel (36%) dalam lima tahun terakhir.
Meskipun sentimen konsumen menguat di sisi keuangan mereka, banyak yang
merasakan tekanan dari kenaikan biaya hidup. Secara global, hanya
15% konsumen merasa mereka dapat berbelanja dengan bebas. Namun kabar baiknya adalah, angka ini berbeda dengan konsumen Indonesia
karena masih sekitar 19% konsumen Indonesia
merasa bebas untuk berbelanja.
“Dari hasil studi ini tercatat bahwa banyak konsumen merasa lebih stabil secara financial dari pada yang mereka rasakan di masa lalu,
dan untuk konsumen Indonesia,
hasil temuan dari studi tentang Keyakinan Konsumen di kuartal IV/2018 menunjukkan bahwa keinginan atau kepercayaan konsumen untuk berbelanja meningkat,” kata
Agus Nurudin,
Managing Director, Nielsen Indonesia.
Agus menjelaskan, lanskap ritel memang sedang mengalami perubahan di banyak negara, karena konsumen menyesuaikan pengeluaran mereka berdasarkan prioritas pribadi dan harga. “Para
pemilik merek
juga perlu menyesuaikan bisnis mereka agar tetap bias meraih peluang untuk bertumbuh,” pungkasnya.




