Moneter.id – Fintech
Peer-to-Peer (P2P) Lending Akseleran mencatat
total nilai investasi sebesar Rp24,2 miliar di Jawa Timur pada
semester I/2019. Realisasi
ini meningkat hingga 15 kali lipat
dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Surabaya
jadi kota dengan kontribusi terbesar bagi Akseleran di Jawa Timur dengan raihan
total nilai investasi sebesar Rp19 miliar,” kata  Rimba Laut, Senior Vice President
Communication Akseleran, Jumat (13/9).
Kata Rimba,
pencapaian tersebut seiring dengan minat masyarakat di Jawa
Timur dan khususnya di Surabaya semakin tinggi untuk berinvestasi di Akseleran
sebagai layanan Fintech P2P Lending legal yang aman, mudah, dan menguntungkan. 
Terbukti,
katanya, jumlah pemberi dana pinjaman (lender)
di Surabaya sudah menembus lebih dari 1.200 orang, atau tumbuh signifikan
hingga 14 kali lipat dibandingkan tahun lalu. 
“Pertumbuhan
Akseleran di Surabaya pada semester I/2019
makin memperkokoh posisi Jawa Timur sebagai Top 5 provinsi dengan total nilai
investasi terbesar di seluruh Indonesia. Dengan tren menanjak ini, kami
optimistis Akseleran mampu tumbuh hingga tiga kali lipat baik di Surabaya
maupun di Jawa Timur pada akhir tahun ini sejalan dengan tingkat kepercayaan
masyarakat setempat yang terus meningkat terhadap Akseleran,” ujar Rimba. 
Selain itu, lanjut Rimba, tren positif tidak hanya terjadi
dari pertumbuhan nilai investasi dari para lender Akseleran di Jawa Timur
melainkan juga makin menebalnya jumlah pinjaman yang disalurkan kepada para
pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). 
Menurut
Rimba, secara kumulatif, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman di Jawa
Timur sebesar Rp6,2 miliar per Agustus 2019 kepada hampir 300 UKM. 
“Akseleran
sebagai P2P Lending yang menyalurkan pinjaman produktif ingin terus mendukung
pertumbuhan UKM di Jawa Timur bahkan di Indonesia demi mendorong perekonomian
bangsa. Minimal pinjaman yang disalurkan oleh Akseleran sebesar Rp75 juta atau
jika di luar wilayah Jabodetabek Rp150 juta dan maksimal sebesar Rp2 miliar
dengan agunan fleksibel bisa berupa invoice
financing atau receivable financing,
capex financing, atau inventory financing,” terangnya.




