Jumat, Oktober 31, 2025

BPS: NTT Alami Inflasi 0,73 Persen Pada November 2017

Must Read

Moneter.co.id – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara
Timur Maritje Pattiwaellapia menyatakan NTT mengalami inflasi sebesar 0,73
persen dengan Indeks Harga Konsumen atau IHK sebesar 129,10 persen pada
November 2017.



“Inflasi
sebesar itu disebabkan oleh kenaikan harga barang di tingkat konsumen pada
seluruh kelompok pengeluaran,” katanya, di Kupang, Selasa (05/12). 

Maritje
menjelaskan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,81
persen diikuti kelompok sandang sebesar 0,31 persen, sedangkan kelompok
transport mengalami inflasi terendah sebesar 0,02 persen.

“Dari
seluruh kabupaten dan kota di NTT, dua kota yang mengalami inflasi terbesar
yakni Kota Kupang dan Maumere. Kota Kupang tingkat inflasi sebesar 0,82 persen
dengan IHK 129,96 persen, sedangkan Kota Maumere tingkat inflasi sebesar 0,10
persen dengan IHK 123,46 persen,” ujarnya.

Menurut
Maritje, penyebab terjadi inflasi karena adanya kenaikan indeks harga pada
seluruh kelompok pengeluaran, dengan kelompok bahan makanan mengalami inflasi
tertinggi sebesar 2,81 persen yang diikuti kelompok sandang sebesar 0,31
persen, sedangkan kelompok transport mengalami inflasi terendah sebesar 0,02
persen.

Kota
Kupang tingkat inflasi sebesar 0,82 persen dengan IHK 129,96 persen, sedangkan
Kota Maumere tingkat inflasi sebesar 0,10 persen dengan IHK 123,46 persen.

Sebelumnya,
Oktober 2017, NTT malah mengalami deflasi sebesar 0,49 persen dengan IHK
sebesar 128,16, dan dari dua kota IHK di NTT, Kota Kupang alami deflasi sebesar
0,50 persen dengan IHK 128,90 sedangkan Kota Maumere alami deflasi 0,39 persen
dengan IHK 123,34 persen.

Dampak
korelasinya terhadap pertumbuhan perekonomian daerah setempat pada triwulan
III-2017 mencapai Rp23,73 triliun atau tumbuh 4,91 persen (y-on-y), jika
dibandingkan triwulan-II 2017 tercatat sebesar Rp22,25 triliun.

Perekonomian
NTT berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku triwulan III-2017 mencapai Rp23,73 triliun atau tumbuh 4,91 persen
(y-on-y) jika dibandingkan triwulan-II 2017 tercatat sebesar Rp22,25 triliun,
kata Maritje lagi.

Dari sisi
produksi, katanya pula, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan
pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan
minum yang tumbuh 13,60 persen. 

“Dari
sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Perubahan
Inventori (PI) yang tumbuh sebesar 14,32 persen,” katanya lagi.

Ia
mengatakan ekonomi NTT triwulan III-2017 juga meningkat sebesar 5,18 persen
(q-to-q). 
“Peningkatan tertinggi nampak pada lapangan usaha
penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,03 persen dengan pengeluaran
yang dicapai oleh Komponen Perubahan Inventori (PI) meningkat cukup tinggi
sebesar 9,43 persen,” pungkasnya.
(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Rintis Kerjasama dengan ITB, Alasmas Sosialisasikan Sepatu SNI KRUSHERS Safety Shoes di SNI Corner

PT Alasmas Berkat Utama, dengan produksi utamanya KRUSHERS Safety Shoes, melakukan sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) di SNI Corner...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img