Moneter.id – Jakarta
– Sepanjang tahun 2023, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan
kredit mencapai 13,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), di atas
rata-rata industri.
“Rasio loan to
deposit (LDR) perseroan juga meningkat ke 70 persen, dibandingkan posisi
terendah saat pandemi sebesar 62 persen,” kata Presiden Direktur BCA Jahja
Setiaatmadja di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Di sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak
tumbuh 19,4 persen yoy mencapai Rp48,6 triliun di sepanjang 2023. Kenaikan
tersebut ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume
transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Jahja menuturkan peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua
kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi
tumbuh 15 persen yoy mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik
7,5 persen yoy mencapai Rp126,8 triliun.
Sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit
usaha kecil dan menengah (UKM) terus bertumbuh mencapai Rp107,9 triliun pada
akhir tahun 2023, atau naik 16 persen yoy. Pertumbuhan kredit UKM tersebut
menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
Kemudian, new
booking kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB)
naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat, dalam tiga tahun terakhir.
Pencapaian tersebut ikut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp121,8 triliun,
dan KKB naik 20,8 persen yoy mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023.
Saldo outstanding
personal loans juga tumbuh 21,7 persen yoy menjadi Rp16,7 triliun, sehingga
total portofolio kredit konsumer naik 14,8 persen yoy menjadi Rp198,8 triliun.
Secara total, kredit BCA naik 13,9 persen yoy menjadi Rp810,4 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas
pinjaman secara konsisten. Rasio loan at
risk (LAR) membaik ke 6,9 persen per akhir 2023, dibandingkan 10,4 persen
pada 2022. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9
persen pada 2023.
Selain itu, BCA juga mencatat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 17,5
persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp75,4 triliun di sepanjang
2023.
Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 5,5 persen
yoy menjadi Rp23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat
sebesar Rp99,3 triliun atau naik 14,4 persen yoy.
“Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 19,4 persen
yoy mencapai Rp48,6 triliun di sepanjang 2023,” kata Jahja.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6
persen yoy mencapai Rp1.102 triliun, sehingga mendorong kenaikan total aset BCA
sebesar 7,1 persen yoy menjadi Rp1.408 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA)
berkontribusi sekitar 80 persen dari total DPK.
Pada tahun 2023, total
volume transaksi yang diproses BCA naik 25,1 persen yoy mencapai 30,1 miliar
transaksi. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, naik
41,6 persen yoy. Jumlah nasabah BCA mencapai 31 juta per Desember 2023, tumbuh
dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.




